Manfaat Pembelajaran Anak dengan Kisah dan Cerita
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen
Manfaat Pembelajaran Anak dengan Kisah dan Cerita adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan tentang cara mendidik anak secara Islami (fiqih pendidikan anak). Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. pada 15 Rajab 1439 H / 02 April 2018 M.
Download mp3 kajian sebelumnya: Pembelajaran Anak di Rumah dengan Kisah dan Cerita
Kajian Tentang Manfaat Pembelajaran Anak dengan Kisah dan Cerita
Pada pertemuan yang sebelumnya telah kita sampaikan bahwa kisah atau cerita ketika dijadikan sebagai metode pembelajaran, itu memiliki manfaat yang sangat besar. Kita telah sampaikan manfaat yang pertama dan yang kedua pada pertemuan sebelumnya. Adapun manfaat selanjutnya adalah:
3. Didikan
Pada pertemuan sebelumnya kita telah sebutkan bahwa manfaat cerita antara lain kedekatan. Jadi ketika orang tua sudah merasa dekat dengan anaknya dan anak merasa dekat dengan orang tuanya menggunakan sarana cerita, maka manfaat yang ketiga adalah didikan. Dengan cerita itu kita bisa mendidik anak kita. Mendidik untuk melakukan hal-hal yang baik dan mendidik untuk meninggalkan hal-hal yang buruk.
Tidak harus kita sendiri yang mencari ceritanya. Alangkah baiknya pada kesempatan yang lain kita yang meminta anak bercerita. Bercerita juga tidak harus dari hasil apa yang dibaca, tapi bisa saja cerita itu dari hasil apa yang dialami.
Didalam keseharian, anak pasti mengalami hal-hal yang ada di sekeliling dia. Ketika dia main dengan temannya, disaat sudah masuk kelas apa yang dia alami? Ketika dia pergi ke masjid apa yang dilihat? Ketika dia di lapangan dengan teman-temannya apa yang dilihat? Kita bisa menggali cerita yang dialami oleh anak. Seandainya yang dilihat oleh anak adalah sesuatu yang positif, maka kita bisa jadikan itu sebagai amunisi kita sebagai senjata untuk menanamkan hal-hal yang positif. Sebaliknya, ketika yang dilihat oleh anak adalah hal yang negatif, misalnya anak melihat teman mengumpat, mengeluarkan kata-kata yang kotor, mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Misalnya anak tiba-tiba datang dan cerita, “Bu, Pak, tadi saya di kelas mendengar teman saya ngomong kotor.” Ini kesempatan buat anda untuk menanamkan perilaku yang baik dan menghindari perilaku yang buruk.
Ketika anak berkata bahwa temannya mengatakan kata-kata yang jorok, sebenarnya dia ini sudah tidak setuju dengan kata-kata tersebut. Akan tetapi tidak ada salahnya ketika kita gali lagi sebagai bentuk penekanan bahwa itu tidak baik. Setelah kita mendengarkan komentar dari anak kita tentang hal buruk yang dia lihat dan ternyata Alhamdulillah anak kita tidak suka dengan hal buruk itu, baru kita jelaskan bahwa didalam agama kita yang namanya lisan, nanti akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala.
Lihatlah bagaimana Abu Lahab, dia disepanjang zaman sampai hari kiamat dalam satu surat penuh yaitu surat Al-Lahab. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ ﴿١﴾ مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ﴿٢﴾ سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ﴿٣﴾ وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ﴿٤﴾ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ ﴿٥﴾
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. Al-Lahab[111]: 1-5)
Bagaimana Abu Lahab bisa dicela seperti itu bahkan sampai diancam dengan siksaan yang sangat pedih? Salah satunya karena kata-kata kotor yang diucapkan oleh Abu Lahab kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Abu Lahab berusaha untuk menghalangi orang-orang agar beriman kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Abu Lahab menuduh Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Maka lisan yang digunakan itu akan ada pertanggung jawabannya nanti di akhirat. Jadi cerita itu bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendidik anak. Suatu saat anak bercerita, suatu saat yang lain anda yang bercerita dan anak yang mendengarkan.
Ketika bercerita mungkin cerita anda terkadang dipotong oleh anak anda. Disini kita harus sabar. Karena terkadang anak tidak paham ketika kita menggunakan kata-kata. Misalnya, “Nak, ini harus diteladani.” Anak bertanya, “Apa Bu artinya diteladani?” Ketika kita sedang asyik bercerita, semangat sampai mulut berbusa ternyata anak tidak paham dengan apa yang kita sampaikan. Jelaskan kepada anak bahwa diteladani itu maksudnya dicontoh, diikuti. Ada orang baik kamu ikuti baik, ada orang melakukan hal yang positif kamu contoh. Itu namanya diteladani. Yang seperti ini bisa disampaikan kepada anak kita. Maka Inilah manfaat yang ketiga.
4. Pengetahuan
Ketika anak mendapatkan cerita, dia akan memperoleh ilmu baru. Dan MasyaAllah, bukan hanya anak saja, kita saja sebagai orang tua yang sudah dewasa juga suka yang baru. Banyak diantara kita ketika bercerita, karena kehabisan bahan akhirnya membaca buku. Dan akhirnya kita juga baru tahu. Seorang anak ketika mengetahui sesuatu yang baru, dia akan senang.
Mungkin dia nanti ketika di sekolah, dia akan cerita kepada teman-temannya. Dan teman-temannya ternyata tidak tahu, maka dia merasa senang karena dia mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki oleh temannya. Sesuatu yang baru itu bukan hanya sepatu baru, bukan hanya pulpen baru, bukan hanya tas baru, tapi juga ilmu yang baru. Tentu ini lebih bermanfaat.
Bisa saja ketika kita cerita dengan anak-anak mengatakan bahwa kita juga baru tahu. Dengan seperti itu kita mengajarkan tentang manfaat membaca buku. Ketika anak tahu bahwa dengan membaca buku bisa mendapatkan banyak ilmu, maka mulai saat itu anak pun akan terpacu untuk rajin membaca. Inilah salah satu cara yang sangat manjur untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa minat baca di negeri kita secara umum rendah. Buktinya adalah lihatlah di bis. Apa yang dilakukan oleh orang-orang ketika melakukan perjalanan jauh sekian jam di bis? Berapa persen dari mereka yang memegang buku dan membaca buku? Di rumah sakit ketika mengantri untuk berobat, berapa dari sekian banyak orang yang mengantri itu memegang buku dan membaca? Sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari. Tentu ini perlu kita perbaiki.
Simak penjelasannya pada menit ke-13:18
Simak Penjelasan Lengkap dan Download mp3 Kajian Tentang Manfaat Pembelajaran Anak dengan Kisah dan Cerita
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45578-manfaat-pembelajaran-anak-dengan-kisah-dan-cerita/